Minggu, 16 Februari 2014

Topan Haiyan

www.allyoucanshare.com



Topan Haiyan, adalah bencana meteorologi terparah 2013. Saking parahnya, topan Haiyan disandingkan dengan tsunami yang melanda Aceh pada 2004.

Topan Haiyan menghantam beberapa wilayah.Namun, wilayah paling terdampak Filipina.Topan itu menghantam wilayah tacloban, Filipina, dengan kecepatan 313 km/jam.Perserikatan Bangsa-bangsa memerkirakan, jumlah korban tewas akibat topan Haiyan mencapai 4.460 orang.Di luar korban tewas, jumlah korban luka juga mencapai ribuan, juga banyak penduduk kehilangan tempat tinggal.

 Bencana topan Haiyan menjadi pembicaraan dalam COP-19 di Warsawa, Polandia, membahas perubahan iklim.Delegasi Filipina, Yeb Sano, menyebutkan topan Haiyan salah satu bentuk “kegilaan iklim”, menunjukkan kaitan antara bencana, dan perubahan iklim.


Untuk itu Palang Merah Indonesia (PMI) dan Philippines Red Cross (PRC) berencana mendistribusikan bantuan beras dan mie kepada warga di Provinsi Leyte, Filipina.

Arifin Muh. Hadi, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI, yang juga Team Leader Misi Kemanusiaan PMI untuk korban Topan Haiyan Filipina, menuturkan barang bantuan akan dipindahkan ke gudang yang selanjutnya didistribusikan kepada warga.

"Bantuan seperti beras dan mie, diharapkan bisa segera diberikan kepada warga di wilayah Leyte, Samar, Negros, dan sekitarnya," kata Arifin dalam rilis PMI Selasa (10/12/2013).

Sementara itu pelayanan dari tim Watsan PMI hingga saat ini, katanya, masih memproduksi air bersih untuk warga di Tabontabon, Leyte. Produksi air setiap hari mencapai 300.000 liter, dan dapat mencukupi kebutuhan air warga di wilayah itu.

Reiki, 25, seorang warga Tabontabon, mengatakan air bantuan ini sangat membantu warga. "Air ini kami gunakan untuk memasak dan minum, sedangkan untuk mandi kami lakukan di sungai desa," ujarnya.

Pihak berwenang setempat sangat mendukung pelayanan PMI untuk membantu warganya memenuhi kebutuhan minum dan memasak.

"Kami sangat terbantu dengan tim Watsan PMI, dalam menyediakan air bersih untuk minum warga," kata Pastour, 52, salah seorang kepala desa di Tabontabon, Leyte. 

0 komentar:

Posting Komentar